Berikut ini, adalah sinopsis salah satu novel karya penulis dengan predikat best seller terbanyak, yaitu Tere-Liye, dengan judul "Pukat". Novel yang menceritakan tentang masa kanak-kanak pukat yang penuh dengan nasihat-nasihat yang boleh jadi berguna bagi pembacanya. Selain itu kalian juga bisa membaca sinopsis yang lain di antaranya Sinopsis Eliana, Sinopsis Amelia, Sinopsis Rembulan Tenggelam Di Wajahmu, dan Sinopsis Pulang Selamat membaca.
Sinopsis Novel Pukat
“Jangan pernah membenci mamak kau, jangan sekali-kali. Karena jika
kau tahu sedikit saja apa yang telah ia lakukan demi kau, Amelia, Burlian, dan
Ayuk Eli, maka yang kau tahu itu sejatinya bahkan belum sepersepuluh dari
pengorbanan, rasa cinta, serta rasa sayangnya kepada kalian...” Begitulah bunyi kalimat di cover belakang yang menjadi andalan buku
berjudul “Pukat” ini. Kalimat tersebut membuat penasaran setiap pembaca untuk
segera membacanya. Novel karangan Tere-Liye ini menceritakan seorang anak
laki-laki bernama Pukat, yang dibesarkan dengan kebaikan dan kesederhanaan di
perkampungan terpencil pulau Sumatra.
Pukat adalah anak ke dua dari empat bersaudara. Dalam kehidupanya, Pukat
dikenal sebagai anak yang cerdas dan kreatif. Cerita Pukat dimulai saat ia,
Bapak, dan Burlian pulang dari kabupaten menaiki kereta api. Di perjalan
melewati trowongan yang gelap, terjadilah perampokan. Semua harta penumpang di
minta paksa oleh para perampok. Pukat dengan cerdiknya menaruh bubuk kopi di
sepatu para perampok, sehingga mereka dapat dengan mudah dikenali.
Novel ini juga mengangkat tema persahabatan yang kuat antara Pukat
dan Raju. Mereka adalah sahabat sejati, setiap hari mereka hampir selalu
bersama. Pernah mereka bertengkar hingga tak saling menyapa selama lebih dari
dua bulan. Pertengkaran ini terjadi karena mereka saling olok tentang shio
masing-masing, dimana Pukat ber-shio kambing, dan Raju ber-shio ayam. Mereka akhirnya
berdamai saat pesta pernikahan di rumah Wak Lihan. Saat itu mereka sedang antri
gulai, dan saat di tanya oleh Makwo dar, Pukat menjawab gulai kambing,
sedangkan Raju menjawab gulai ayam. Saat itulah Pukat dan Raju menyadari, kalau
selama ini mereka bertengkar hanya karena olok-olok tersebut.
Selanjutnya, kisah yang dramatis adalah ketika Raju terjebak banjir
diladang jagung wak Lihan yang terletak persis di delta sungai. Pukat sangat
panik berusaha meminta pertolongan, tetapi malang ia tetap kehilangan sahabat
terbaiknya itu.
Tere-Liye tidak menceritakan masa remaja Pukat. Empat belas tahun
kemudian Pukat berhasil melanjutkan pendidikanya di Amsterdam. Benar-benar
kejutan, saat ia akan pulang ke kampung, ternyata si Raju yang menjemputnya.
Raju selamat dalam kejadian banjir besar tersebut. Raju tinggal bersama orang
tuanya di kota dan ia sukses mewujudkan cita-citanya menjadi pilot.
Kelebihan :
Bahasanya yang bagus, dengan aksen sumatra yang kental semakin
menambah nilai plus pada novel ini. Selain itu, novel Pukat ini juga sarat akan
pesan moral yang baik untuk pembacanya.
Kekurangan :
Ada sedikit bahasa belanda yang digunakan dalam novel ini,
sehingga pembaca yang tidak mengerti akan kebingungan.
izin copas ya untuk keperluan tugas, terima kasih :)
ReplyDeleteizin copas ya untuk keperluan tugas, terima kasih :)
ReplyDelete