Sinopsis Novel Amelia

Posted by

Novel Amelia merupakan buku pertama dari serial Anak-anak Mamak karya Darwis Tere-liye. Novel ini diterbitkan oleh Republika Penerbit dengan cetakan pertama bulan Oktober 2013. Berikut merupakan sinopsisnya, selamat membaca.





“Kau tidak terlalu kecil untuk melihatnya, Amel.  Kau lebih cepat mengerti dibanding kakak-kakakmu soal memahami kebaikan. Tetapi jelas kau terlalu keras kepala untuk menerimanya. Kak Eli menyayangi kau. Tidak ada orang yang begitu cerewet, sering mengingatkan kalau dia tidak sayang. Justru ketika orang lain memutuskan mendiamkan, maka saat itulah dia sudah tidak peduli lagi, tidak sayang lagi.” 


Penggalan paragraf di atas merupakan nasihat bapak kepada Amel dalam novel ini. Salah satu novel karya tere-liye yang berjudul sesuai nama tokoh utamanya yaitu Amelia. Buku pertama dari serial anak-anak mamak ini menceritakan tentang kehidupan keluarga Syahdan di sebuah kampung di pedalaman Sumatra, dari sudut pandang bocah kecil bernama Amelia. Amelia adalah anak bungsu dari keluarga Syahdan, ia memiliki tiga kakak, yaitu Burlian, Pukat, dan Eliana.


Petualangan Amelia dimulai ketika ia mulai jenuh diomeli kakaknya Eli. Setiap hari ia terus mengeluh karena diatur-atur oleh Eli. Eli selalu menyuruh-nyuruh Amelia, mencuci, menyetrika, dan pekerjaan rumah lainnya, setidaknya itu yang dirasakan Amelia. Amelia merasa tidak adil, karena kakaknya yang lain yaitu Burlian dan Pukat yang kerjaanya hanya bermain seharian tidak diomeli kak Eli. 


Amelia benci menjadi anak bungsu, ia ingin menjadi anak sulung seperti kak Eli. Apalagi Burlian dan Pukat sering mengolok-olok dirinya. Mengatakan jika Amelia tidak bisa pergi jauh, ia akan menjadi penunggu rumah, hanya penunggu rumah. Suatu ketika, kekesalan Amelia pada kak Eli membuatnya melakukan tindakan yang tidak terpuji. Ia sengaja menyikat sepatunya menggunakan sikat gigi Eli. Eli yang mengetahui sikat giginya rusak melaporkan pada bapak. Wajah Amelia memerah, takut, penuh rasa bersalah. Dengan besar hati Amelia pun mengakui kesalahannya. Eli marah besar kepada Amelia, begitu pula dengan bapak. Amelia pun dihukum mengerjakan tugas Eli selama seminggu.


Setelah kejadian itu, hubungan Amelia dan Eli menjadi lebih baik. Eli yang sebentar lagi akan mengikuti Ujian Nasional, harus fokus belajarnya. Maka selama itu, Amelia yang menggantikan tugas-tugas Eli di rumah. Amelia pun tidak keberatan, karena mengetahui bahwa Eli menyayanginya.

Keteguhan hati Amelia benar-benar diuji ketika ia harus merubah temannya Chuk Norris. Norris ini adalah anak yang sangat nakal. Menurut cerita, hal ini terjadi karena ia tak pernah mendapatkan kasih sayang seorang ibu, atau lebih tepatnya ia membenci ibunya. Kata Ayah Norris, ibunya pergi ke kota meninggalkan mereka.


Amelia sedikit demi sedikit mendekati Norris, mengajaknya berteman, dan mengerjakan PR bersama. Walaupun Amelia selalu ditolak Norris, tapi dia tidak pernah menyerah. Hingga lambat laun, hati Norris luluh. Ia mulai menerima Amel sebagai temannya. Bahkan mereka menjadi sahabat karib ketika Norris mengetahui, bahwa ibunya tidak pergi meninggalkannya. Ibunya dirawat di kota karena sakit. Kebencian di hatinya pun memudar.


Amelia adalah anak yang kuat, bahkan ketika rapat tetua kampung di rumahnya ia memberanikan diri untuk melontarkan pendapat. Ia berpendapat bahwa tanaman kopi di kampung mereka tidak bagus, Ia berniat mengganti seluruh tanaman kopi dengan bibit kopi yang ia temukan di hutan. Walaupun awalnya diragukan, akhirnya penduduk kampung menyetujui penggantian tanaman kopi. Amel yang ditugaskan untuk menyemai bibitnya di belakang sekolah.



Setelah semaian bibit kopi siap, rapat besar kampung diadakan dengan agenda persetujuan menggunakan kas kampung untuk biaya pembibitan tanaman kopi. Selain itu untuk membeli lahan tidak produktif milik salah satu warga, sebagai lahan percobaan. rapat itu berjalan alot, ketika ada beberapa orang yang tidak setuju penggunaan kas kampung. Tetapi setelah nek Kiba(guru ngaji kampung) menasehati mereka, akhirnya mereka setuju juga.


Sebenarnya kisah Amelia berakhir di rapat besar itu, tetapi untuk menghindari kekecewaan pembaca karena endingnya tidak jelas, Tere-liye menjelaskan dalam epilog. Proyek penggantian tanaman kopi yang dicanangkan Amelia ternyata gagal total. Ketika polybag berisi dua ribu tanaman kopi sudah dipindahkan ke lahan percobaan, beberapa hari kemudian terjadi banjir bandang yang menenggelamkan lahan tersebut. Tanaman kopi muda di lahan tersebut pun mati, mengakibatkan rencana besar Amelia gagal total. Amelia sangat sedih dengan kejadian itu, tetapi ia tidak menyerah. Ia meneruskan sekolahnya ke kota, kemudian melanjutkan sekolah di belanda, dan mendapat gelar doktor dari dua bidang sekaligus. Satu gelar doktornya datang dari bidang pedagogi, dan yang lain dari bidang pertanian kultur jaringan. Amelia kembali ke kampung dan menjadi guru di SDnya dulu. Menjadi guru adalah cita-cita yang ia inginkan sejak awal. Ia terkesan melihat guru terbaik di desanya yaitu Pak Bin dan Nek Kiba. Selain itu, Amelia pun bersiap melanjutkan usahanya yang sempat gagal dulu, dengan kekuatan penuh yang ia miliki sekarang.



Blog, Updated at: 06:57

1 komentar:

Followers

Popular Posts

Powered by Blogger.
Adsense Indonesia